Selasa, 14 September 2010

Aku bangga menjadi bonek, bonek pemersatu suporter jawa timur

Aku bangga menjadi bonek.




Memang bonek bukanlah suporter terbaik, suporter yang dikenal dengan cinta damai dan kreatifitasnya maupun apalah. Tapi bonek adalah suporter yang mencoba ingin jadi lebih baik yang dari tahun ke tahun. Bonek adalah bonek, bukan suporter yang mengaku oknum. Bukan suporter  yang kalau anarkis selalu mengatasnamakan oknum suporter, bukannya meminta maaf dan mengakui kesalahannya.


Bonek anarkis, bonek bikin ulah, bonek menjarah pedagang. Itulah headline yang slalu menghiasi media massa saat bonek tur ke luar kota. Media massa bagaikan ketiban rejeki kalau bonek lagi tur ke luar kota. Bagaikan tanpa dikomando mereka berlomba-lomba memberitakan perjalanan bonek, meskipun gak sesuai dengan fakta yang terjadi yang penting dengan mengarang indah dan laku di pasaran. Masih terlintas jelas 24 Januari 2010 Bonek tur bandung diserang di solo. Jelas-jelas pada media massa menayangkan bonek yang kala itu nggandol kereta diserang warga, bukan bonek yang menyerang, tapi dalam headline nya Bonek Anarkis. Anarkis darimana? Meskipun dalam pemberitaan gak sesuai dengan fakta, yang penting laku keraslah beritanya.



Coba kita bandingkan berpuluh-puluh ribu aremania tur jakarta pada saat akhir kompetisi ISL 2010 Persija vs Arema. Adakah pemberitaan aremania yang mencolok? Seakan-akan ditutupi. Atau mungkin juga media massa takut beritanya gak laku keras? Padahal dalam kejadiaan itu aremania sempat ricuh dalam perjalan pulang pergi ke jakarta.

Kita putar memori kembali saat pelita karawang vs persebaya. Bonek yang datang ke stadion singaperbangsa karawang diserang oleh oknum suporter tuan rumah, dan besok paginya muncul diberitakan di redaksi berita olahraga ternama tentang bonek menyerang suporter tuan rumahDengan kecanggihan teknologi saya mengajak teman-teman bonek yang ada di grup facebook saya, untuk menyebarkan ke grup yang laen untuk mengirim email protes ke redaksi tersebut. Alhamdulillah 2-3 hari setelah email tersebut dikirim, pihak redaksi meminta maaf kepada pengurus bonek.

Dan di sini saya mengajak kepada teman-teman bonek se jagat raya, seandainya nanti ada pemberitaan miring tentang bonek, mari kita berlomba-lomba kirim email protes kepada mereka agar nama bonek tidak semakin tercoreng gara-gara pemberitaan miring. Kita manfaatkan fasilitas yang ada saat ini, teknologi udah maju kawan.

Kembali ke uneg-uneg yang ngeganjel di dada saya. Sebelumnya saya pernah kuliah di malang, dan sedikit banyak saya mengerti perbedaan bonek dan seterunya aremania. Pada umumnya Bonek dan Aremania sama, sama-sama suporter fanatik, suporter terbesar. Di Bonek ada suporter cinta damai, di aremania juga ada suporter cinta damai, di bonek ada suporter garis keras bonek '89, di aremania ada suporter sirag sarek '87, di bonek ada yang resek, di aremania juga ada yang resek. Intinya gak semuanya bonek itu resek, tapi juga masih cinta damai. Gak semuanya aremania cinta damai tapi masih juga aremania resek.

Tapi di sini perbedaannya, bonek yang kala tur berbuat anarkis, menjarah. Langsung dinilai bonek itu anarkis, ingat gak semuanya bonek itu anarkis. Masih inget bulan ramadhan kemarin? Kelompok-kelompok suporter bonek yang ada di surabaya, sidoarjo, gresik, pasuruan, maupun jember dan daerah-daerah lain yang belum saya sebutkan membagikan ta'jil ke pengendara umum. Tapi di sini yang saya banggakan, ketika bonek dicaci maki saat melakukan tindakan anarkis. Mereka menerimanya dengan lapang dada, bukan malah munafik menduduh oknum-oknum yang gak bertanggung jawab melakukanya.Bukan malah mencari-cari alasan lain agar namanya tidak jelek di mata masyarakat yang mengurangi titel "suporter cinta damai"nya.




Kalau aremania? anda pasti bisa menilainya sendirilah. tidak perlu saya jelaskan di sini. Cukup menengok tragedi pembakaran stadion wilis madiun 2005, stadion brawijaya kediri, konvoian aremania juara ISL 2010, dan yang terakhir perjalanan pulang dari tur solo di stasiun kediri. Melempari warga-warga sekitar stasiun yang gak bersalah. Tapi maukah mereka mengakui perbuatan mereka??

Dan juga selama saya tinggal di malang, saya sedikit banyak menemukan 100% asli kera ngalam yang berdomisili mendukung persebaya. Ketika saya bertanya kepada mereka sejak kapan mendukung persebaya. Mereka menjadi Bonek udah dari kecil, udah diwarisi dari bapak-bapaknya. Dulu memang banyak bonek yang berasal dari malang, tapi sekarang udah gak sebanyak dulu lagi karena mereka udah mempunyai tim daerahnya sendiri arema.

Saya mencoba tanya lebih jauh mengapa mereka tetap setia mendukung persebaya, padahal jelas-jelas sekarang arema lagi ada di puncak. Mereka bilang tim ada di atas dan di bawah itu wajar, seperti roda berputar. Mereka sudah terlalu banyak mengerti kelebihan dan kekurangan bonek dan juga aremania, ternyata bonek dan aremania sama saja. Yang paling menonjol dan membedakan bonek dari aremania adalah persatuan suporter bonek, kesetia kawanan. Akan terasa jika pertandingan di luar kota. Bonek-bonek berbondong-bondong berangkat ke kota tujuan untuk mendukung persebaya dengan bekal seadanya, meskipun berbekal seadanya mereka tetap bersatu. Ada yang membawa duit lebih, mereka malah ikut nemenin temen mereka yang gak punya uang untuk nggandol truk maupun kereta. Seperti contoh misal bonek dari surabaya di tengah perjalanan bertemu dengan bonek dari pasuruan, mereka dengan cepat akrabnya langsung bersatu untuk mencapai kota tujuan. Yang penting sampai di kota tujuan dan mendukung tim kesayangan Persebaya. Jangan heran kalau di tengah perjalanan bertemu dengan rombongan bonek yang makan nasi bungkus dimakan rame-rame. Itu karena mereka merasakan suka duka ditanggung bersama.


Berbeda dengan aremania, saat tur ke luar kota. Mereka malah saling berlomba mempercantik korwil masing-masing, membanggakan korwil masing-masing. Ada yang naek bis, kereta, mobil pribadi dll. Kalaupun di jalan bertemu dengan aremania lain yang sedang tidak mempunyai duit, mereka acuh tak acuh. Gak peduli. Mereka berpendapat, salah sendiri tur modal nekat, gak modal duit. Saya sendiri juga mempunyai teman aremania, dia bercerita saat itu pulang dari tur lamongan persik vs arema. Dia dan teman-temannya pulang nyari bis umum gak nemu, bareng sama rombongan aremania yang naik bis dilarang naik.Bukan rahasia lagi, kalau di stadion kanjuruhan maupun di mana saja terjadi persaingan antar korwil aremania di malang.

Saling mengunggulkan yang terbaik. Saling tawuran sesama aremania. Maka dari fakta di ataslah, bonek-bonek asli malang bangga menjadi bonek. bangga mendukung persebaya. bonek ingat tujuan menjadi suporter, mendukung tim, bukan berlomba menjadi suporter terbaik.

Oh iya, sempat terpikir dalam pikiran saya. Seharusnya bonek itu dijadikan alat pemersatu suporter jatim. Mengapa tidak? Kita pasti tau jatim identik dengan boneknya. Ada Bonek dari surabaya, sidoarjo, pasuruan, lumajang, jember, banyuwangi, blitar, mojokerto, kediri, nganjuk, jombang, madiun, magetan, lamongan, gresik, bojonegoro, ponorogo, malang, madura dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan.Rata-rata daerah-daerah tersebut mempunyai tim daerah masing-masing. Kita ambil contoh laskar sakera pendukung persekabpas dan boromania pendukung persibo bojonegoro. Rata-rata mereka semua adalah embrio bonek, karena rata-rata dulu mereka adalah bonek maka terjalinlah persatuan suporter laskar sakera dan boromania. Bagaimana seandainya kalo sakera, jinggomania, mp mania, the madman/blue force, persikmania, psbi mania, deltamania, bledugmania, LA mania, ultrasmania, boromania, gengster, laros dll yang gak bisa saya sebutin. Berpijak kepada dulu mereka terlahir dari bonek. Ah semoga suatu saat bonek bukan hanya alat pemersatu suporter jatim, tapi suporter se indonesia.


TERUS BERBENAH DIRI DULUR-DULURKU BONEK YANG ADA DI ALAM SEMESTA INI, BUKTIKAN KITA BISA MENJADI LEBIH BAIK !!! TAK PERLU MENJADI TERBAIK KALO ITU HANYA MUNAFIK

Aku banga menjadi bonek . . .


penulis: badi' fals

Jumat, 10 September 2010

Lebaran dan Mudik

Allahu Akbar...
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..


Laillahailallahu allahu akbar..
Allahu Akbar..
Walillahilham..








Akhirnya idul fitri tiba. Saya atas nama pemilik cuma blog biasa mengucapkan minal aizin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.


Seperti tahun-tahun sebelumnya, jika lebaran datang pasti orang-orang di Indonesia berbondong-bondong mudik ke kampung halaman. Mereka rela berdesak-desakan di kereta, rela melakukan perjalanan jauh hanya untuk berkumpul bersama sanak keluarga.


Saya sendiri di lebaran kali ini mudik ke Jombang dan Ponorogo. Biasanya seminggu kemudian baru saya balik lagi ke Surabaya.
waahhh pasti aku kangen Surabaya,, kota pahlawanku tercinta...

Senin, 02 Agustus 2010

Gagal Juara, Aremania Lempari Warga dengan Batu




Aremania, suporter tim Arema ini kembali berulah lagi. Hal ini terjadi setelah tim pujaannya Arema gagal menjadi juara di Piala Indonesia. Arema kalah 1-2 dari Sriwijaya FC. Pertandingan sendiri berjalan panas. Pemain Arema Noh Alam Shah dihadiahi kartu merah oleh wasit Jimmy Napitupulu ketika pertandingan baru berjalan 19 menit karena pemain itu "memencak" pemain SFC. Pertandingan sempat terhenti lama sekali saat jeda karena Arema meminta pergantian wasit. Tak jelas apa alasan Arema meminta pergantian wasit, karena menurut semua pengamat sepak bola kepemimpinan wasit cukup fair. Di babak kedua pemain arema kembali "menyerbu" wasit saat wasit mengesahkan gol kedua SFC. Para pemain Arema beranggapan bola offside, namun jika dilihat di tayangan ulang RCTI bola adalah onside.

Selain pemain yang "mengamuk" suporter arema, aremania juga mulai berulah. Lemparan batu, botol, sepatu, hingga sandal mulai masuk ke lapangan. Sebelum pertandingan dimulai aremania juga sudah menjebol stadion manahan solo hingga aremania masuk sampai pinggir lapangan.

Tak cukup sampai disitu, diperjalanan pulang, suporter yang katanya terbaik, tersantun dan ter ter ter lainnya itu kembali melampiaskan kemarahannya. Suporter Singo Edan yang menaiki 11 gerbong kereta api (KA) Matarmaja jurusan Jakarta-Kediri melakukan pelemparan terhadap rumah dan warga sekitar stasiun. Dalam kejadian itu, dua warga terpaksa dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri. Keduanya mengalami luka bocor di kepala akibat terkena lemparan batu. Saat kejadian berlangsung sekitar 200 calon penumpan dievakuasi ke dalam stasiun. Sejumlah toko makanan di sekitar stasiun langsung tutup. Gambar di bawah ini adalah gambar salah satu korban lemparan batu aremania.


Jumat, 23 Juli 2010

Mukaku Nongol di TV dan Internet

Sepulang dari Palembang saya mendapat berbagai komentar dari teman, saudara, dan orang tua. Katanya saya masuk TV,hihihi. Jadi malu, karena pas disorot kamera RCTI saya tidak memakai baju bersama bonek-bonek lainnya.

Dan ketika saya membuka beritajatim.com, ternyata foto saya juga nongol disitu. Inilah artikel selengkapnya dari www.beritajatim.com :

Bonek Bergerak ke Palembang
 
Kamis, 15 Juli 2010 20:00:14 WIB Reporter : Oryza A. Wirawan 

Surabaya (beritajatim.com) - Mendukung tim di saat juara itu hal biasa. Tapi tak gentar mendukung tim di saat terpuruk, itu baru luar biasa. Dan itulah yang ditunjukkan oleh Bonek, suporter Persebaya Surabaya, menjelang laga Tim Bajul Ijo di kandang Sriwijaya FC, Jumat (16/7/2010).

Informasi yang diterima beritajatim.com, Bonek dari berbagai kelompok mulai bergerak ke Palembang, baik yang terkoordinasi maupun tidak. Ini sama seperti saat Persebaya dalam posisi kritis bertandang ke Bontang, melawan Bontang FC di Liga Super. Para Bonek Jakarta nekat berangkat bersandal jepit ke Kalimantan dengan pesawat, untuk memberikan dukungan kepada Andik Vermansyah dan kawan-kawan.   

Dari Surabaya, Bonek dari kelompok BFC dan Boms dikabarkan berangkat dengan kereta api dan langsung bersambung dengan bis ke Palembang. Ada pula yang dari Jakarta memilih naik pesawat menuju Kota Pempek.

Sementara itu, Bonek Jabodetabek yang berdomisili di Ibu Kota dan Bonek Cilegon juga mulai bergerak dengan bis. Rata-rata para Bonek ini bekerja di sektor swasta, kuliah, dan ada yang baru lulus sekolah. Sebagian memilih bersendal jepit sebagai ciri khas Bonek. "Mereka ada yang sangu kaos untuk dijual di perjalanan," kata Hanafi. salah satu dedengkot Bonek Jabodetabek, Kamis (15/7/2010) petang.

Rencananya para Bonek ini menginap di mess kelompok suporter Sriwijaya FC, Simanis. Bonek dan pendukung Sriwijaya memang tak bermusuhan. Saat Persebaya bertandang ke Palembang dalam Liga Super Indonesia, puluhan Bonek juga hadir. "Kami berharap Persebaya bisa mencuri poin. Seri saja cukup," kata Hanafi.

Para Bonek menitipkan pesan untuk para pemain Persebaya. "Main yang ngeyel. Tidak ada alasan loyo karena belum gajian. Arek Bonek berangkat ke Palembang juga tidak dibayari siapa-siapa. Bersyukurlah dengan rejeki yang ada sekarang. Mari berjuang agar Persebaya lebih berprestasi," kata Hanafi. [wir]

Rabu, 21 Juli 2010

Hukum Bola Itu Bundar Tak Laku

Bola itu bundar, tamsil itu selalu melekat di benak pecinta sepakbola di dunia. Tapi khusus di Indonesia, bola tak selamanya bundar. Bola bisa berubah bentuk dan menimbulkan kontroversi.

Mulai dari isu keputusan 'aneh', penyuapan wasit, pengaturan skor hingga pengaturan juara. Yang terbaru adalah keputusan untuk mengulang laga antara Persik Kediri dengan Persebaya Surabaya.

Beberapa waktu yang lalu, PT Liga Indonesia (PTLI) telah mengumumkan, pihaknya bakal menuruti keputusan Komisi Bading (Komding) PSSI, yakni melakukan pertandingan ulang antara dua tim Jawa Timur (Jatim), yakni Persik dan Persebaya. Mengenai tempat, PTLI menyerahkan sepenuhnya ke pihak Macan Putih.

Keputusan inilah yang membuat saya heran. Apalagi musim 2009/2010 sudah usai dan mahkota juara sudah diberikan ke Arema Indonesia. Sebagai pecinta sepakbola, saya tidak tahu apa pertimbangan PTLI untuk mengeluarkan keputusan ini. Kalau hanya bercermin pada keputusan Komding yang menganulir hukuman kemenangan WO Persebaya atas Persik, maka bagi saya hal itu tidaklah cukup.

Ketka mengeluarkan surat keputusan hukuman WO, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sudah mencantumkan kejelasan bahwa 'hukuman itu tidak dapat dibanding'. Tapi namanya juga sepakbola Indonesia, ternyata pihak Persik masih nekat saja mengajukan banding. Saya mulai berpikir, mungkin celetukan 'aturan bukan untuk ditaati, melainkan untuk dilanggar' ada benarnya, di Indonesia tentunya.

Tambah 'unik' lagi ketika Komding menerima banding itu. Berdasarkan cerita salah seorang kawan yang menjadi kuasa hukum Persebaya, usut punya usut, ternyata dalam mengajukan banding, pasal yang menyatakan tidak boleh dibanding ternyata tidak dicantumkan. Tak heran bila akhirnya Komding 'welcome' dengan banding Persik.

Hingga akhirnya Komding pun memutuskan untuk menganulir hukuman WO untuk Persik. Tahu keputusannya dilanggar, Komdis akhirnya menambah hukuman untuk Macan Putih, yakni denda senilai Rp 50 juta. Kasus ini pun akhirnya menuju ke meja PTLI. PTLI dalam hal ini menjadi eksekutor, apakah melakukan tanding ulang, atau melangsungkan laga playoff antara Persebaya dengan Persiram Raja Ampat.

Dengan adanya 'peringatan' dari Komdis itu, diharapkan PTLI mampu berpikir lebih jernih, cermat dan lebih adil dalam mengambil keputusan. Tapi nyatanya, Jumat (16/7/2010) lalu mereka mengumumkan bahwa Persebaya harus meladeni tanding ulang lawan Persik. Mendengar hal ini, saya kecewa. Ada apa lagi di sepakbola kita.

Kalau ditarik ke belakang, dalam musim ini saja ada beberapa keputusan kontroversial yang dikeluarkan PSSI atau bidang-bidangnya. Kita masih ingat bagaimana klub asal Jatim, PS Mojokerto Putra (MP) mengadukan PSSI ke FIFA seputar masuknya Persikabo Kabupaten Bogor sebagai kontestan terakhir babak 8 besar Divisi Utama. Meski akhirnya MP lah yang lolos.

Persikabo dan MP memang menjadi 2 kontestan yang memperebutkan satu tiket terakhir menuju babak 8 besar. Sebenarnya, MP yang mengumpulkan nilai akhir 33 poin lebih layak masuk dibanding Persikabo yang mengumpulkan 32 poin. Tapi secara mengejutkan PSSI akhirnya memutuskan Persikabo sebagai peserta terakhir babak 8 besar.

Yang membuat MP geram adalah campur tangan Sekjen PSSI, Nugraha Besoes yang membebaskan hukuman pengurangan poin atas Persikabo. Padahal, mereka sebelumnya didenda uang serta dihukum pengurangan 3 poin karena terlambat membayar gaji pemain. Tapi ketika manajemen Persikabo sudah melunasi tanggungannya, PSSI lantas memutihkan hukuman pengurangan poin.

Belum berhenti sampau di situ, kita juga ingat bagaimana Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid bertindak bak dewa yang berkuasa di jagat sepakbola Merah Putih. Pria yang dua kali mendekam di hotel prodeo ini dengan segala powernya memberikan pengampunan ke striker Persib Bandung, Cristian Gonzales. Padahal mantan pemain Persik ini jelas-jelas memukul pemain belakang PSMS Medan, Erwinsyah. Atas aksi itu El Loco - julukan Gonzales - dihukum satu tahun dilarang bermain oleh Komdis.

Selain itu, pengampunan serupa juga dilakukan Komding terhadap striker Persipura Jayapura, Alberto 'Beto' Goncalves. Dari yang semula diskorsing 3 tahun dan denda Rp 150 juta, Komding memutuskan pemain Brasil ini hanya dilarang tampil dalam satu pertandingan kompetisi resmi musim depan. Apakah itu di level Superliga atau Piala Indonesia, hal itu diserahkan kepada PTLI. Denda yang harus dibayarkan Beto tetap Rp 150 juta.

Jika Beto dan Gonzales mendapat pengampunan, lalu mengapa Nurdin menolak mengampuni mantan striker Arema Indonesia, Emile Mbamba dan mantan pemain Persipura, Ernest Jeremiah. Padahal kasus kedua pemain ini hampir sama dengan Beto dan Gonzales.

Mbamba diskorsing 5 tahun sejak 2008 dan denda Rp 50 juta setelah berkali-kali melakukan tindakan tidak terpuji baik kepada wasit maupun lawan. Nasib sama juga dialami Jeremiah. Pemain Nigeria itu terbukti menanduk wasit Purwanto pada final Copa Indonesia musim lalu. Akibatnya, PSSI menjatuhkan hukuman skorsing 3 tahun dan denda Rp 100 juta, terhitung sejak tahun 2009.

Awal musim lalu, kedua pemain ini mengajukan Peninjauan Kembali atas hukuman mereka. Namun PSSI akhirnya menolak hukuman itu. Mereka beralasan bahwa kehadiran pemain asing harus memberikan contoh bagi pemain lokal. Selain itu kalau pemain yang bersangkutan berperilaku buruk, maka PSSI akan sulit mengeluarkan izin bagi mereka.

Sembari menghela nafas, sejenak saya berpikir, sepertinya kejadian-kejadian kontroversial sudah lumrah terjadi di Tanah Air. Kalau keputusan yang valid saja masih bisa dibelokkan, bagaimana bisa kita menjadi negara maju dan menatap industri sepakbola. Kapan keunikan ini akan berakhir?[air/sya]

sumber: beritajatim.com

Minggu, 27 Juni 2010

Menjelang Playoff ISL 2009-2010 : Dua Kali Melewati Partai Hidup Mati


Saya rasa, dua kali memasuki babak playoff bukanlah suatu topskor, melainkan adalah suatu bentuk ketidakmampuan suatu tim untuk mempertahankan konsistensi permainannya. Namun, ya itu lebih baiklah daripada harus terjun murni ke divisi di bawahnya alias degradasi.

Dan inilah yang menjadi pilihan saya dalam menulis catatan ini. Sungguh, ini merupakan kenyataan yang menurut saya bisa diterima oleh seluruh penggila bola tanah air walaupun terdengar wacana bahwa ini adalah "rencana" PSSI yang tidak mulus untuk menjatuhkan salah satu tim di ISL akibat ulah manajer-nya yang terlalu vokal mengkritik kekurangan -- atau lebih tepatnya kebobrokan -- dari PSSI. Dan saya rasa, Anda semua pasti tahu tim yang saya maksud. Yap, siapa lagi kalau bukan Persebaya.

Seperti yang kita semua tahu, di ISL tahun ini, Persebaya adalah tim dengan sejuta kontroversi. Bukan hanya itu, segudang masalah yang ada di tubuh Persebaya menjadikan tim ini menarik. Menarik dari sisi pemberitaan media, menarik dari sisi pembicaraan (mulai dari warung kopi hingga cafe-cafe), menarik dari sisi penjualan, dan menarik pula untuk dunia internasional. Perlu bukti? Ini salah satu buktinya: Pada saat menjelang pertandingan Persebaya melawan Arema, tensi pertandingan sudah sangat panas jauh-jauh hari sebelum pertandingan itu digelar. Dari mulai pembicaraan sederhana di warung-warung kopi, sampai pertemuan-pertemuan high-class tak bisa dilepaskan dari pengaruh Persebaya - Arema kala itu. Semua membicarakan tentang Persebaya (yang ujung-ujungnya lalu membicarakan tentang Bonek dan Aremania pastinya. Hahahaha ..)

Berangkat dari sejuta kontroversi itulah yang membuat Persebaya labil. Sebenarnya sih tidak jelek-jelek amat. Namun, menurut saya Persebaya yang sekarang itu angin-anginan. Kadang bagus, lalu malah jadi jelek. Kadang haus gol, dan kemudian malah mandul dalam beberapa pertandingan.

Nah, dari sinilah kemudian timbul wacana bahwa Persebaya "dipaksa" degradasi oleh PSSI akibat terlalu vokalnya manajer tim. Tentu saja wacana ini membuat warga Surabaya, terlebih yang cinta Persebaya, geram. Walaupun toh akhirnya Persebaya dipastikan ikut playoff untuk yang kedua kalinya, namun sikap warga Surabaya dan Bonek terhadap PSSI masih tetap seperti dulu : PSSI telah berbuat dholim terhadap Persebaya.

Kita masih ingat memori tahun lalu, di mana Persebaya untuk pertama kalinya masuk ISL lewat pertandingan playoff yang sangat dramatis. Pertandingan yang juaranya harus ditentukan lewat adu penalti yang membuat sport jantung. Pertandingan yang menyita perhatian banyak orang, mulai tukang becak hingga dokter. Pertandingan hidup mati, do or die, yang disebut-sebut sebagai "The Battle of Green".

Dan pemenang dari pertandingan itu berhak masuk ke ISL. Yang kalah? Ya harus rela degradasi.

Pertanyaanya : mampukah Persebaya memenangi pertandingan yang sangat krusial itu untuk kedua kalinya? Ini menjadi pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab. Di satu sisi, materi permainan Persebaya tahun ini termasuk standar. Tidak bagus-bagus amat. Nah, di sisi yang lain, kita tahu bahwa Persiram, lawan Persebaya di playoff nanti adalah tim yang cukup tangguh. Marthen Tao dkk adalah juara di wilayah barat Divisi Utama. Bahkan, pelatih mereka, Raja Isa, adalah pelatih yang sudah terkenal polesannya.

Faktanya, Persiram adalah klub yang paling ditakuti di divisi Utama. Lebih ditakuti daripada Persidafon, Persibo, ataupun Deltras Sidoarjo. Pemain Persiram rata-rata mempunyai skill tinggi, dan seperti kebanyakan tim Papua, Persiram sangat mengandalkan kecepatan dan kekuatan stamina dibanding tim-tim yang lain. Dan walaupun level pemainnya bisa dibilang sama dengan Persebaya, namun Persiram sangat sangat tidak boleh diremehkan sedetikpun. Meremehkan Persiram bisa berakibat sangat fatal bagi Persebaya. Sebaliknya, bagi Persiram, inilah event untuk membuktikan siapakah yang lebih layak untuk masuk ke ISL musim depan. Dan harus diingat : Persiram harus berjuang untuk mematikan para gelandang serang Persebaya yang notabene adalah gelandang serang terbaik di Indonesia.

Inilah duel bintang sesungguhnya. Duel seperti pertarungan gladiator, yang menang senang, dan yang kalah harus mati.

Tetapi, Anda boleh percaya boleh tidak. Faktor pelatih, tampaknya juga berpengaruh di pertandingan ini. Tentu kita semua masih ingat playoff sebelumnya antara PSMS menghadapi Persebaya. Kita semua tahu, siapa pelatih PSMS waktu itu. Dan sekarang pelatih itu juga menghadapi laga playoff keduanya dengan tim Persebaya. Sedangkan Raja Isa, pelatih asal Malaysia yang sebelumnya menukangi Persipura Jayapura, saya rasa semua sudah tahu kualitasnyasebagai pelatih top.

Masih ada lagi, Anda juga boleh percaya boleh tidak. Pahlawan playoff Persebaya musim lalu, yang berhasil menepis tendangan penalti dari Okto Maniani, Endra Prasetya, sangat mungkin akan diturunkan kembali mengingat ini adalah pertandingan berharga baginya. Namun, perlu diingat. Akhir-akhir ini, Endra jarang sekali diturunkan. Terakhir, Endra diturunkan waktu menghadapi mantan klub-nya Persela Lamongan beberapa waktu lalu. Ini tak lepas dari tidak konsistennya penampilan Endra Prasetya sehingga harus rela digantikan oleh seorang Syaifudin, penjaga gawang terbaik Piala Indonesia 2008.

Dan saya berpendapat bahwa pertandingan ini nantinya akan berjalan sangat sseru dan dramatis. Pertarungan bakal terjadi hampir di semua lini. Penjaga gawang Persiram, Joice Sorongan harus menghadapi tendangan-tendangan cannonball dari seorang John Tarkpor dan Cirelli. Sedangkan pada Persebaya, penjaga gawang yang akan diturunkan masih belum pasti antara Syaifudin ataupun Endra Prasetya. Yang jelas, pertandingan playoff adalah pertandingan yang selalu ditunggu para penggila bola tanah air. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa pertandingan playoff itu lebih seru daripada pertandingan final. [vec]

Minggu, 20 Juni 2010

Piala Dunia 2010 Unik

Bulan ini kayaknya bener-bener  bulannya Bola. Semua orang pada ngomongin piala dunia. Banyak istri yang cemburu sama bola, banyak manusia yang hidup seperti kelelawar(haha, begadang trus jadi siangnya molor), maling berkurang (karena banyak warga yang bergadang dan malingnya juga ikut nonton bola), pesanan kopi dan gorengan bertambah.

Banyak yang bilang piala dunia tahun ini aneh dan unik. Temanku sampai bilang "ini nonton bola atau balapan sih". Wajar kalau temanku itu bilang seperti itu. Coba lihat dan dengarkan di setiap pertandingan piala dunia, pertandingan sepakbola wajarnya yang terdengar adalah suara gemuruh suporter, teriakan pemain, kadang juga kita mendengar intruksi pelatih kepada pemainnya. Namun di Piala Dunia kali ini semua suara itu kalah dengan suara trompet yang bernama 'vuvuzela'. Suara vuvuzela yang mirip suara tawon(lebah) ini terus berbunyi mulai awal hingga akhir pertandingan. Bola di Piala Dunia 2010 juga diberi nama 'zabulani'.

Bicara sepakbola ga asyik kalau tak membicarakan taruhan. Di Piala Dunia 2010 banyak prediksi orang meleset, banyak bandar judi bangkrut, banyak tim unggulan tumbang. Untung saja aku selalu pegang bawah (tim yang tidak diunggulkan) kalau taruhan.hehe..
Pesan moral dari Piala Dunia 2010 adalah "kalau mau menang taruhan jangan pegang atas,pegang bawah aja" hehehe..

Sabtu, 19 Juni 2010

Permohonan Maaf dan Ucapan Selamat Ulang Tahun

Wah rasanya udah lama ga buka blog ini. Mohon maaf sebesar-besarnya kepada teman-teman blogger yang udah mampir dan comen ke blog ini, maaf kalau saya belum bisa kunjungan balik. Hal ini disebabkan karena kesibukan saya di dunia nyata dan juga keterbatasan koneksi.


Pada kesempatan kali ini saya juga mau mengucapkan selamat ulang tahun untuk tim kebanggaan saya Persebaya surabaya yang tepat berusia 83 tahun pada tanggal 18 juni 2010 kemarin. Meskipun sedikit terlambat tapi gpp lah..

Semoga di usianya yang makin  tua Persebaya bisa lebih berprestasi lagi di dunia sepak bola tanah air. amiiinn..
Bravo persebaya...



Jumat, 07 Mei 2010

Tenyata Ciuman Banyak Manfaatnya Loh!!

Manfaat berciuman ini khusus 17 tahun ke atas. Para ilmuwan menemukan bahwa berciuman baik untuk kesehatan. Para ahli medis beradu argumen mengapa berciuman itu tak hanya membuat seseorang merasa senang, tapi juga efektif melawan banyak penyakit. so' ayo cek manfaat beradu bibir itu. Tapi sekali lagi artikel ini bukan untuk mengajak berciuman ria, hanya sebagai pengetahuan saja, Oke, Gan. Cekidot ah..!


-satu
Berciuman dalam waktu lama bisa membantu sistem sirkulasi kita. Ketika berciuman, detak jantung makin cepat hingga rata-rata 110 detakan per menit. Ini adalah latihan yang baik untuk sistem kardiovaskular.

-dua

Setelah berciuman, paru-paru bekerja lebih keras. Kira-kira 60 tarikan napas per menit, dibandingkan dalam napas normal, hanya 20 kali tarikan napas per menit. "Ventilasi" semacam ini baik untuk mencegah sakit paru-paru.

-tiga
Beberapa dokter gigi percaya, bahwa berciuman merupakan tindakan pencegahan gigi berlubang. Berciuman menstimulasi air liur yang bisa menghancurkan asam yang menutupi gigi. hehehe

-empat
Berciuman yang berlangsung lebih dari 3 menit membantu kita melawan stres. Berciuman dalam waktu lama menstimulasi rantai reaksi kimiawi yang menghancurkan hormon stres.
selain semua itu tadi ada lagi ko' manfaatnya, jadi silahkan berargumentasi sendiri.

1. Pasangan yang memberi ciuman perpisahan setiap ingin berpisah kepada pasangan rata-rata memiliki waktu lebih lama dari yang tidak melakukan ritual ini.

2. Berciuman baik untuk mendorong kepercayaan diri. Membuat seseorang merasa dihargai dan memberi ketenangan diri.

3. Berciuman membakar kalori, 2-3 kalori per menit dan menggandakan tingkat metabolis. Ada yang mengklaim, bahwa dengan berciuman bergairah tiga kali per hari (setidaknya 20 detik per ciuman) bisa membantu menghilangkan berat badan.

4.Berciuman menggunakan setidaknya 30 otot wajah dan membuatnya lebih kencang, mencegah pipi kendur. Otot pipi yang menegang karena ciuman yang bergairah mampu membantu kulit lebih mulus dan meningkatkan peredaran darah.

5. Berciuman baik untuk jantung, karena menciptakan aliran adrenalin yang memompa darah ke seluruh tubuh. Tak hanya menstabilkan aktivitas kardiovaskular juga menurunkan tekanan darah dan kolesterol.

6. Mereka yang sering berciuman jarang mendapat masalah perut, masalah kantung kemih, dan infeksi darah.

7. Selama berciuman, antibiotik alami yang diproduksi tubuh dikeluarkan melalui air liur. Air liur juga dipercaya sebagai anestetik yang membantu mengurangi sakit.

8. Berciuman mengurangi ketegangan dan `suara' di pikiran. Berciuman meningkatkan tingkat oksitosin, hormon menenangkan yang memproduksi rasa ketenangan.

9. Hormon endorphin yang keluar ketika berciuman 200 kali lebih ampuh ketimbang morfin.

Berminat atau tidak dengan yang namanya ciuman, saya cuma menjelaskan manfaatnya, mau jadi suka ato masih anti sama ciuman. Itu hak pribadi masing-masing, saya sich.. ngga mau ikut campur. hehe....


artikel diatas hasil copas dari gen22.blogspot.com

Jumat, 30 April 2010

Harap-Harap Cemas

Di negeri ini, ada beda tipis antara takut dan waspada. Tak ada standarisasi, kapan seharusnya waspada lebih dikedepankan ketimbang rasa takut. Dan akhirnya kita selalu melihat komedi hitam dalam pelaksanaan sepakbola Indonesia.

Persib Bandung versus Persija Jakarta di Bandung digelar tanpa penonton, dan pemain Persija diangkut dalam kendaraan taktis ke stadion. Persija Jakarta beberapa kali gagal memeroleh izin menggelar pertandingan dari aparat keamanan. Terakhir klub berjuluk Macan Kemayoran ini harus kalah 0-3 dari Persiwa tanpa harus bertanding, karena tiada izin.

Pertandingan Persik Kediri versus Arema Malang dipindahkan ke Lamongan, dengan alasan trauma terhadap aksi kerusuhan Aremania di Kediri tahun 2008. Terakhir, Persik terancam kalah WO, karena panitia pelaksana gagal menggelar pertandingan melawan Persebaya. Lagi-lagi, aparat keamanan menjadikan potensi kerusuhan pendukung sepakbola sebagai alasan.

Kita tentu tidak tahu apakah pengosongan stadion, pelarangan pertandingan, atau pemindahan tempat laga didasarkan informasi intelijen atau sekadar kekhawatiran yang berlebihan dari aparat keamanan. Namun itu tentu memprihatinkan kita, karena kita tidak pernah mendapatkan penjelasan memuaskan: kenapa seolah ada standar kemampuan pengamanan yang berbeda di setiap daerah.

Kita memahami, potensi kerusuhan yang dipicu oleh pertandingan sepakbola di Indonesia masih sangat besar. Boleh dibilang hampir semua daerah yang memiliki klub sepakbola yang bermain di liga Indonesia, terutama yang raksasa, pernah dibikin repot. Namun, sulit dipahami, jika itu kemudian selalu dijadikan alasan untuk menggelar sebuah pertandingan sepakbola di suatu daerah, sementara di daerah lain, alasan itu justru tak selamanya menjadi penghalang.

Aparat keamanan di Kediri dua kali menggunakan dalih penonton sebagai alasan pelarangan pertandingan sepakbola. Semoga saja ini bukan alasan untuk menutupi ketidakmampuan. Di Surabaya, yang dikenal sebagai basis Bonek, pendukung Persebaya yang memiliki reputasi buruk, panpel Persebaya tidak mendapat rintangan berarti. Bahkan saat partai besar dan berpotensi rusuh seperti saat melawan Arema Malang. Aparat kepolisian masih memberikan kepercayaan kepada panpel Persebaya, kendati tahun 2006, Gelora Tambaksari pernah hancur pasca pertandingan Persebaya melawan Arema dalam Piala Liga Indonesia. Aparat keamanan di Malang pun juga sigap dan siap mengamankan pertandingan Arema melawan Persebaya.

Saya tidak tahu, tapi mungkin itulah yang menunjukkan betapa tipisnya beda antara kekhawatiran dan kewaspadaan. Aparat kepolisian mengizinkan Persebaya menggelar laga kandang, namun dengan memancang sekian kewaspadaan. Konsekuensinya: jumlah aparat keamanan diturunkan dalam jumlah besar, di atas seribu personil dalam mengamankan sudut-sudut kota.

Namun, kewaspadaan juga tak perlu sampai terlalu, karena hal ini juga bisa jadi merupakan manifestasi ketakutan. Apa yang terjadi di Jawa Tengah, saat polisi mengamankan dua pemain Gresik United versus Persis Solo dan membawa persoalan ke meja hukum pidana, juga berlebihan. Atau saat aparat kepolisian secara tiba-tiba menghamburkan gas air mata ke arah penonton, dalam pertandingan PSIM Jogjakarta melawan PSS Sleman beberapa waktu lalu, kendati sebenarnya tak ada kericuhan berarti.

Tak adil juga jika selamanya menjadikan pendukung klub sepakbola sebagai kambing hitam pelarangan sebuah pertandingan. Menjadi pendukung dan penonton sepakbola bukanlah barang haram di negeri ini. Seseorang berpakaian dan beratribut suporter sama derajatnya dengan seseorang yang berpakaian tentara, polisi, atau pegawai negeri. Seragam hanyalah pembeda identitas, bukan menjadi pembeda perlakuan atau alasan melakukan diskriminasi.

Apa yang membedakan adalah perbuatan mereka semua di mata hukum. Jika memang ada pendukung sebuah kesebelasan melakukan kerusuhan atau pelanggaran hukum, maka perlakukan sebagaimana hukum tertulis. Tangkap dan adili, penjarakan jika bersalah. Sama seperti halnya jika ada aparat negara atau aparat keamanan melakukan pelanggaran hukum.

Setiap pengamanan hendaknya tidak didasarkan stigmatisasi maupun asumsi, bahwa sebuah pertandingan akan berakhir rusuh. Kerusuhan bukanlah milik eksklusif penonton sepakbola. Apalagi ternyata tak semua pertandingan berakhir rusuh, sekalipun sebuah kesebelasan kalah. Beberapa kali kekalahan Persebaya di kandang sendiri tidak diikuti kerusuhan.

Di negeri ini, kerumunan massa selalu berpotensi rusuh. Nonton dangdut, aksi demonstrasi, bahkan konvoi massa partai saat kampanye politik. Tapi tentu saja tidak kemudian potensi rusuh itu membuat kita kembali ke masa rezim fasisi, yang melarang sebuah pertunjukan musik dangdut atau aksi demonstrasi, bukan? Justru di situlah fungsi aparat kepolisian sesungguhnya untuk memberikan pengamanan diuji. Profesionalisme petugas kepolisian ditantang.

Mungkin kita perlu belajar dari aparat kepolisian di Inggris atau Italia. Tak ada pertandingan liga yang dilarang di sana. Namun, aparat kepolisian bertindak keras dan tegas terhadap setiap perusuh dan pelaku kerusuhan. Tak ada suporter terbaik maupun terburuk di Italia, karena semua suporter dan kerumunan massa (sebagaimana diktum sosiologis) berpotensi melakukan kerusuhan. Dan untuk itu, polisi melakukan tindakan antisipasi dan represi sebagai bagian dari kewaspadaan dan upaya melindungi publik.

Bagi PSSI, sekian pelarangan pertandingan haruslah menjadi bahan evaluasi dan introspeksi. Liga sepakbola saat ini bolehlah disebut Liga Super Indonesia. Namun kata 'super' tidak menunjukkan kualitas yang lebih baik daripada saat liga ini masih bernama Liga Divisi Utama. Bahkan, boleh dibilang, inilah penyelenggaraan liga terburuk dengan banyaknya pertandingan tanpa penonton, pertandingan pindah tempat, dan sulitnya klub memeroleh izin dari aparat keamanan. Belum lagi kesebelasan yang harus terusir dari kandangnya karena belum siap menggelar pertandingan di kandang sendiri seperti Persipura. Semua merugikan klub sebagai pemilik utama Liga Indonesia.

PSSI sudah saatnya tak hanya membidik klub dengan sanksi, tapi juga penghargaan yang memanusiakan. Masalah suporter adalah masalah bersama, bukan hanya masalah klub. Jika mengacu dari negara-negara yang bermasalah dengan suporter seperti Inggris dan Italia, klub menjadi penanggungjawab penuh sebuah pertandingan jika kerusuhan terjadi di dalam stadion. Namun, jika di luar stadion, itu menjadi wilayah aparat keamanan. Pembinaan suporter haruslah dilakukan bersama-sama pemerintah, termasuk dalam memberikan tindakan tegas terhadap oknum suporter yang melakukan tindakan kriminal. Saatnya, para elite politik turun tangan, sebagaimana halnya Margareth Thatcher, perdana menteri Inggris, yang memimpin langsung kampanye gerakan melawan kerusuhan sepakbola. Agar kita tak selamanya harap-harap cemas. 
[wir]

oleh: Oryza A. Wirawan
beritajatim.com

Senin, 19 April 2010

Persebaya, Puaskan Aku Sayang

kami lah pendukungmu..
yang slalu menemanimu..
yang ada dimanapun kau bertanding..
baik kandang ataupun tandang..


ku jual baju celanaku..
hanya untuk menyemangatimu..
sekolah, pekerjaan kami tinggalkan..
hanya untuk melihatmu menang..


ribuan kilo kami tempuh..
tak peduli meski raga ini rapuh..
jangankan hujan air..
hujan batu pun kami tak peduli..


seribu janji ku ucap..
seribu bukti kuberi..
waktu, harta, darah, bahkan nyawa..
kami rela mengorbankannya..


meski banyak yang mencaci..
meski kami dibenci..
kami tak peduli..
itulah cara kami..


karna kami bonek..
kami bukan brengsek..
karna kami bondo nekat..
bukan berarti kami penjahat..


apapun kata orang di luar sana..
siapapun nama kami di dunia..
itu semua karna media..
yang mengambil uang semata..


hanya satu yang kami inginkan..
sebuah kemenangan..
menang, menang, dan menang..
persebaya, puaskan aku sayang..

Jumat, 16 April 2010

Kalkulasi Peluang Persebaya Bertahan di ISL tanpa Playoff

Saya memang sering menulis ulasan tentang sebuah pertandingan, sebuah tim, ataupun sebuah kisah di balik layar tentang suatu kejadian yang kebanyakan berbau sport. Tetapi, jujur, baru kali ini saya menulis tentang kalkulasi. Bukan kalkulasi juara, tetapi kalkulasi tentang siapa yang lolos dari lubang jarum (baca : degradasi) ISL musim ini. Kalau kalkulasi juara sih , saya sudah lumayan sering menulisnya.

Memang membuat sebuah kalkulasi tidak semudah menghitung peluang satu tim -- lalu mengambil kesimpulan. Lebih dari itu. Membuat sebuah kalkulasi, harus disertai ketelitian, pikiran yang jernih, dan juga kesabaran, selain tentunya kepintaran. Hehehe. Tapi, dengan kalkulasi inilah kita akan bisa menggambarkan bagaimana peluang dari tim-tim yang berjuang menghindari degradasi seperti Persik, Persebaya, Bontang FC, dan juga Persisam Samarinda. Namun karena kalkulasi di tubuh Persebaya yang notabene paling seru dan dramatis, maka tidak salah kalau saya memilih Persebaya buat ngitung peluangnya bertahan di ISL.

Setelah memenangkan pertandingan home terakhir di ISL musim ini melawan Persitara Jakarta Utara dengan skor 3-2, praktis Persebaya menggusur posisi Persik Kediri di peringkat ke 13 ISL dengan poin 36 dari 29 pertandingan. Ini berarti untuk sementara Persebaya termasuk tim yang "agak" aman.

Eits, tapi tunggu dulu. Ini dia masalahnya. Setelah ini, Persebaya harus melakoni 5 kali partai away berturut-turut. Dan yang dihadapi pun lawan-lawan yang super berat. Sebut saja sesama pejuang menghindari zona merah, Persik Kediri, Bontang FC, dan Persisam Samarinda. Serta dua lawan lainnya yang hampir tidak mungkin ditaklukkan di kandangnya, Persipura dan Persiwa. Dan satu lagi, untuk dapat bertengger di posisi paling aman di ISL agar tidak terkena degradasi, maka Persebaya setidak-tidaknya harus mengumpulkan paling sedikit 4 sampai 5 poin di kelima laga away tersebut.

Artinya, Persebaya diharapkan 
finish di peringkat 12-14 klasemen akhir dengan poin minimal 40.

Bukan tugas yang gampang, memang. Terlebih, laga-laga awaynya dilangsungkan di tempat yang setidaknya hampir tidak mungkin ada peluang untuk menang. Saat ini, praktis pesaing Persebaya hanya tiga : Persik Kediri, Persisam Samarinda, dan Bontang FC. Jika dilihat dari laga setelah tulisan ini dibuat, Bontang FC terlihat lebih berpeluang untuk lolos dari degradasi maupun play-off. Dengan menyisakan 6 pertandingan, poin 32 bagi Bontang FC saya rasa sedikit lebih baik daripada Persebaya. Apalagi Bontang FC masih memiliki 3 partai home lagi.

Target menang memang harus dipatok oleh manajemen Persebaya ketika melawat ke Kediri, Bontang, dan Samarinda karena saya berpikir, kalau target menang di Jayapura dan Wamena kayaknya 90% 
nggak mungkin deh. Semua juga sudah tahu kalau Persipura dan Persiwa adalah dua tim yang sangat sulit sekali ditaklukkan di kandangnya. Biar bagaimanapun, Persebaya harus mengoleksi setidak-tidaknya 4-5 poin kalau masih mau ikut ISL tanpa play-off.

Setelah pertandingan melawan Persitara kemarin (14/4) , saya rasa peluang Persebaya terdegradasi ke divisi utama musim depan sangat tipis. Benar saja , jika dilihat dari klasemen sementara, sudah ada 2 tim yang hampir bisa dipastikan degradasi, yaitu Pelita Jaya dan Persitara. Khusus Persitara, hanya keajaibanlah yang mengantar tim itu untuk tidak degradasi, walaupun lewat jalan play-off. Namun, bagi saya itu sangat sulit terlaksana lantaran Persitara menyisakan 5 pertandingan lagi. Jika Persitara saat ini poinnya 21 dan pada 5 pertandingan terakhirnya Persitara selalu menang, maka Persitara hanya memiliki poin akhir 36, itupun masih dibawah Persebaya -- kalau Persebaya kalah terus dalam 5 partai away -- , dan Persitara hanya bisa berharap Persik dan Persisam kalah terus dalam 4-5 pertandingan terakhirnya. Dan itu saya rasa hampir tidak mungkin.

Nah, kembali ke Persebaya. Kalau toh nantinya Persebaya benar-benar kalahan, maksudnya kalah dalam seluruh partai away itu, Persebaya masih punya poin absolut 36. Dengan poin 36 dan goal-average yang besar, saya rasa kemungkinan terburuknya Persebaya bakal berada di peringkat 15, alias Persebaya harus melewati fase play-off untuk kedua kalinya.

Masih ada harapan, kalau Persebaya kalah terus-menerus dalam 5 partai terakhirnya,
Persebaya masih dapat bertahan di ISL alias tidak melalui play-off asalkan Persik Kediri, Bontang FC, dan Persisam tidak selalu menang dalam pertandingan terakhirnya.Catatan lain : Bontang FC dan Persik Kediri minimal hanya mengoleksi 3 kemenangan dari 4-5 laga terakhirnya. Sederhana, namun mempunyai banyak kemungkinan. Segalanya masih bisa terjadi. Dan ini menjadi sangat mungkin mengingat tidak konsistennya Persik Kediri dan Persisam Samarinda akhir-akhir ini.

Saya rasa, Persebaya masih layak berjuang di ISL tanpa degradasi, tanpa play-off... 
[vec]



oleh : Vecga Septyanz

Kamis, 15 April 2010

Dapet Tag Nieh

Beberapa hari lalu saat jalan-jalan, ternyata saya mendapat tag dari kawan theminds,dan kali ini saya akan mengerjakan PR dari sobat theminds tersebut. Tag ini berisi beberapa pertanyaan, berikut adalah pertanyaan dan jawabannya:

Apakah nama profile blog-mu? Apa artinya?
  • irul-green, artinya ya namaku yang suka warna hijau
Apakah nama blog-mu, apa artinya dan mengapa dinamakan seperti itu?
  • cuma blog biasa, ya karena ini memang cuma blog biasa. dan ini adalah blog saya, jadi suka-suka aku donk aku namain apa?hehehe
Sejak kapan mulai tertarik untuk membuat karya tulisan?
  • sejak kelas 1 SMA
Apa motifasimu membuat blog ini?
  • sebagai tempat mencari sahabat, saling berbagi ilmu dan mencari kesenangan
Siapa yang menginspirasimu untuk membuat blog?
  • banyak banget nieh
Siapa(-siapa) teman bloger yang mengajari dan membantumu membuat blog? (say something for apreciation)
  • tuexx dan kawan-kawan blogger lainnya
Sekarang sudah punya berapa blog? Apa aja?
Pertanyaan-pertanyaan di atas dihibahkaan kepada beberapa teman ?
  • 5 komentar pertama

Kamis, 08 April 2010

Bonek, Keturunan Para Pahlawan


Lagi lagi aku ingin membahas uneg-uneg  yang ada di hati ku tentang Bonek. Ga tau kenapa nih aku suka banget ngebahas Bonek. Topik apapun yang dibicarakan selalu saja ujung-ujungnya nyasar ke Bonek. Semoga saja yang baca blog ini ga bosen.

Seperti yang diketahui banyak orang, Bonek adalah sekumpulan pendukung Persebaya yang identik dengan warna hijau dan di cap sebagai perusuh. Ya, perusuh. Tapi apaun nama kami di luar sana kami tak peduli. Karena itu semua hanyalah akal-akalan media massa yang memanfaatkan nama Bonek hanya untuk uang. Seperti tulisan yang pernah aku buat bonek tidak munafik, media jangan lebay!!

Terlepas dari adanya aksi anarki yang dilakukan sebagian orang yang mengatasnamakan Bonek, sebagai  frasa, Bonek adalah bagian dari sub budaya. Sedikit mengingat tragedi solo, waktu itu rombongan Bonek yang pulang dari bandung dilempari batu, bom molotof,dll oleh warga dan suporter solo. Setelah kejadian itu, banyak pihak yang menuntut Bonek segera dibubarkan. Loh, disini Bonek sebagai korban, tapi kenapa setiap ada kerusuhan selalu saja media massa menjadikan Bonek seolah-olah sebagai tersangka??

hahaha..Melihat banyaknya tuntutan untuk membubarkan Bonek aku hanya bisa tertawa. Kenapa aku tertawa?? Bonek bukanlah sebuah organisasi, bonek juga bukan objek, benda atau sesuatu yang tereksistensikan dalam bentuk yang liat dan kasat mata. Bonek tidak akan dan tidak bisa bisa dibubarkan, karena Bonek sudah menjadi adjektif (kata sifat), bonek sudah menjadi frasa dalam kesadaran berbahasa kita.  Aku disini berani menjamin, sekalipun Persebaya sudah tidak ada (amit-amit jangan sampai), namun Bonek tetap ada dan tidak akan pernah mati, karena sudah menjadi kultur itu tadi. 

Dan tadi pagi aku kembali mendengar sebuah pernyataan bodoh. Pernyataan itu keluar dari mulut panpel Persik Kediri. Beliau mengatakan "Bonek dilarang datang ke Kediri saat Persik vs Persebaya 29 april mendatang". hahaha..lagi-lagi aku tertawa. Saya jelaskan disini tidak ada yang bisa melarang Bonek untuk mendukung Persebaya, termasuk Panpel dan PSSI. Ini sudah terbukti berkali-kali. Saya yakin Stadion Brawijaya tidak akan cukup menampung suporter. Kalau saran dari aku sih mendingan Pertandingan dipindah ke Madiun aja mengingat kapasitas Stadion Brawijawa Kediri yang sangat kecil.

Persebaya dan Bonek adalah dua intensitas yang berbeda. Persebaya adalah sebuah klub sepakbola yang memiliki pendukung bernama Bonek. Tapi Bonek belum tentu pendukung Persebaya.

Kembali lagi ke Bonek sebagai suporter Persebaya. Banyak orang yang bertanya-tanya, sebanarnya Bonek ini cinta Persebaya atau ga sih? Kalau cinta kenapa bikin rusuh yang justru merugikan Persebaya, dan kalau tidak cinta kenapa rela mengorbankan harta, waktu, darah, bahkan nyawa hanya untuk sepakbola?

Saya rasa kalau kerusuhan bukan hanya bonek yang melakukannya, semua suporter di negeri ini pernah melakukan kerusuhan, bahkan yang lebih parah dari Bonek, namun media tidak menyorotinya. Mungkin karena suporter lain bukan artis kayak bonek kali ya??hehe..

Slogan Bonek tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana memang bukan isapan jempol belaka. Tidak seperti slogan aremania tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana. Memang benar ada aremania batavia, aremania borneo dan lain-lain. Namun semua itu hanyalah orang malang yang merantau ke luar daerah dan membentuk sendiri kumpulan aremania di tempat yang didatanginya. Tidak ada dengan sendirinya. Berbeda dengan Bonek. Ada Bonek Jogja, Bonek Nganjuk, Bonek Jombang, Bonek Kediri, dll. Meraka semua adalah warga asli yang berdomisili di wilayah masing-masing.

Sikap Bonek  yang memegang prinsip “ lebih baik mati di medan perang dari pada harga diri terinjak-injak” itu sudah ada sejak jaman penjajahan dulu. Itu yang menjelaskan kenapa sekalipun prestasi Persebaya jeblok, jumlah Bonek bukannya berkurang, tapi malah bertambah. Itu yang menjelaskan kenapa berani pergi ke jakarta dengan hanya membawa bekal seribu rupiah.

Memang benar kata orang, Indonesia tidak akan merdeka kalau tidak ada (sikap) Bonek. Sikap yang ketika orang diharuskan bertahan, maka keberanian itulah yang muncul. Semua suporter di indonesia ini menamai dirinya sendiri. Tak ada yang dinamai media. Cuma Bonek yang dinamai media dan menjadi bagian dari kesadaran berbahasa dan berbudaya. 

Jadi disini bisa disimpulkan Bonek adalah spirit yang membuat kita tetap hidup, bukan hanya sebuah nama.

Rabu, 07 April 2010

Gelora Bung Tomo

Wah,dah lama aku ga membuka dan membuat tulisan di blog ini. Jadi kangen deh sama blog ini. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada kawan-kawan yang sudah menyempatkan waktunya mengunjungi blog ini. Saya juga meminta maaf karena belum sempat kunjungan balik, hal ini disebabkan karena kesibukan saya di dunia nyata, tapi pasti saya kunjungi blog kawan-kawan.


Nah, kali ini aku akan membahas tentang Gelora Bung Tomo. Beberapa hari lalu aku kedatangan kawan dari Bandung. Sampai hari ini teman saya itu juga masih berada di tempatku. Kemarin, aku mengajak temanku jalan-jalan ke Gelora Bung Tomo. Stadion yang berada di kawasan komplek Surabaya Sport Center itu masih dalam tahap pembangunan dan sudah 80% rampung. Proyek ini memakan dana Rp 440,2 miliar.




Berlokasi di kawasan Benowo, Surabaya Barat, kompleks Surabaya Sport Center  terdiri atas sebuah stadion utama berkapasitas 50 ribu penonton, sebuah stadion indoor berkapasitas 10 ribu penonton, dan sebuah masjid. Nanti kompleks tersebut juga direncanakan memiliki stadion atletik dan sirkuit.


Gelora Bung Tomo merupakan centerpiece (komponen utama) dari SSC. Stadion utama di SSC ini disiapkan sebagai stadion yang superkomplet. Bukan hanya menampung 50 ribu orang, stadion itu juga disiapkan memiliki standar fasilitas yang tinggi. Untuk penonton, disediakan tiga kelas. Ada standar, VIP, dan VVIP.


Saat ini akses jalan menuju SSC juga sedang digarap. Aku sendiri juga tak menyangka, lahan yang dulunya tambak dan rawa-rawa bisa disulap menjadi sebuah stadion yang megah. Saat masuk ke dalam Stadion aku sudah bisa merasakan kemegahannya, padahal belum 100% rampung, gimana kalau jadi nanti ya??


Jumat, 02 April 2010

Kala Hujan Turun

Awan mendung menutupi mentari..
Petir riang menari-nari..
Suara gemuruh turut bernyanyi..
Semua atas kehendak sang Illahi..

Kala hujan turun..
Bumi ini menjadi basah..
Bisa jadi bencana dan anugerah..
Mengakibatkan suram dan cerah..

Saat air hujan mengalir..
Petani tak susah mencari air..
Saat Illahi berkehendak..
Petir pun siap meledak..

Selasa, 30 Maret 2010

Atribut BONEK Berkibar di MALANG untuk INDONESIA

Sebelumnya saya telah memposting tentang prestasi Timnas sepakbola Indonesia yang kian hari kian menurun. Bahkan saya membandingkan Timnas dengan tim yang dibela Tsubasa. Bayangan saya tentang suatu saat nanti Timnas memiliki pemain yang bisa bermain seperti Tsubasa mulai mendapat lampu hijau,semoga saja.

Beberapa pekan ini, pencinta sepak bola nasional gencar membicarakan Kongres Sepakbola nasional (KSN). KSN adalah sebuah forum dimana semua stakeholder sepakbola di tanah air berkumpul. Mulai dari klub, suporter, pakar, pengamat hingga wartawan berembuk dalam satu wadah untuk menemukan satu formula, yakni bagaimana mengembalikan prestasi Indonesia yang sudah sangat terpuruk di dunia Internasional. Kongres yang digagas oleh PWI dan Pemerintah ini dibuka oleh presiden SBY siang tadi. KSN juga dihadiri para pejabat tinggi Republik Indonesia dan Petinggi PSSI. 


Sehari sebelum KSN, para suporter juga tidak mau kalah. Suporter menggelar Kongres Suporter Sepakbola Nasional (KKSN) di Aula bela negara di komplek lapangan rampal. KKSN dihadiri 46 dari 56 kelompok suporter se-Indonesia yang di undang. Dalam Acara yang juga digelar di Malang ini juga dihadiri Bonek. Kota Malang yang "angker" bagi Bonek ini tak membuat belasan Bonek gentar untuk menghadiri kongres ini.


Dalam KKSN, beberapa kelompok suporter yang sebelumnya bermusuhan saling duduk berdampingan melupakan sejenak dendam yang sudah lama terpendam untuk memberikan pandangan mengenai buruknya prestasi sepak bola nasional, kebanyakan dari suporter menuntut adanya pergantian pengurus PSSI dan perbaikan pembinaan bagi junior.

KKSN menghasilkan empat tuntutan yang akan diusulkan dalam KSN. Empat tuntutan para supoter tersebut adalah:
  • Pertama, menuntut adanya perubahan pengurus PSSI mulai pusat hingga daerah demi persepakbolaan yang baik, transparan, berwawasan maju menuju prestasi dunia.
  • Kedua, menuntut pembersihan mafia sepakbola yang ikut merusak sportifitas.
  • Ketiga, mendukung upaya pemerintah yang memberikan perhatian terhadap prestasi sepakbola melalui KSN,
  • dan keempat, menolak segala bentuk anarkisme dalam sepakbola.
Empat tuntutan secara tertulis itu disampaikan oleh perwakilan kelompok suporter sepakbola kepada Agum Gumelar selaku Ketua KSN agar suara para suporter Indonesia bisa dimasukkan dalam pembahasan di dalam kongres karena para suporter tidak mendapatkan suara dalam pelaksanaan KSN.
KSN sendiri berlangsung 30-31 maret 2010. Semoga dengan digelarnya KSN, sepakbola Indonesia bisa lebih baik lagi.
Jayalah Persebaya..
Jayalah Indonesia..

Minggu, 28 Maret 2010

Inilah Diriku


Beberapa hari lalu saya mendapatkan PR dari sobat megi. PR ini merupakan tag pertama bagi saya. Maaf ya mas baru dikerjakan,hehe. Dalam PR ini saya disuruh mengerjakan 10 soal. Inilah soal sekaligus jawaban dari saya:


...::: SOAL :::...
Kerjakanlah soal2 di bawah ini dengan menggunakan otak 
 
Siapakah diri anda di rumah?
  • Kalau di rumah sih saya adalah anak laki-laki yang dibesarkan oleh orang tua saya dalam keluarga yang normal. hmm, tapi kalau ada jadwal Persebaya bertanding, apalagi tandingnya di luar kota saya pasti hadir dan mendukung Persebaya. Maklum selain hobi saya tidur, hobi saya yang lainnya adalah mbolang keliling Indonesia untuk menebarkan salam persahabatan...(berhubung usia saya bukan anak2 lagi jadi saya tidak masuk dalam acara si bolang yang ada di trans7,hohoho).

Siapakah diri anda menurut teman-teman anda?
  • Teman-teman saya sih bilangnya saya narsis, gokil, apa adanya, suka ga nyambung kalau diajak bicara, tapi setia kawan. Kalau ga percaya boleh tanya deh ke teman2 saya..

Sebutkan 5 benda yang diidamkan tetapi belum tercapai!
  •  kantung ajaib doraemon
  •  pintu kemana saja
  •  membahagiakan ayah
  •  membahagiakan ibu
  •  dan yang pasti masuk surga

Siapakah nama pasangan anda?
  • Pasangan apaan nih??ane belum faham..hehe

Ceritakan 5 hal yang paling anda suka tentang pasangan anda!
  • Pasangan yang mana dulu?bingung mau milih yang mana,,hehe

Kapan anda menikah?
  • Ntar deh kalau udah siap lahir dan batin.

Apa kenangan pahit anda bersama pasangan anda?
  • Diputusin gara-gara nonton Persebaya

Lagu tema cinta anda?
  • Kotak(pelan-pelan saja), Karena yang pelan lebih nikmat,hehe..

Perubahan apa yang ingin anda lihat dari pasangan anda?
  • Jangan berubah, Ntar jadi power rangers lagi kalau berubah..

Tag 10 teman yang lain
  • Siapa ajah deh yang mau boleh ambil, silahkan kasih komentar di bawah ini kalau mau!!

Nah, itulah tadi sedikit tentang diriku ini, kalau ada jawaban yang salah mohon dibenarkan karena saya belum belajar sebelum menjawab soal ini,,hehehe..