Minggu, 27 Juni 2010

Menjelang Playoff ISL 2009-2010 : Dua Kali Melewati Partai Hidup Mati


Saya rasa, dua kali memasuki babak playoff bukanlah suatu topskor, melainkan adalah suatu bentuk ketidakmampuan suatu tim untuk mempertahankan konsistensi permainannya. Namun, ya itu lebih baiklah daripada harus terjun murni ke divisi di bawahnya alias degradasi.

Dan inilah yang menjadi pilihan saya dalam menulis catatan ini. Sungguh, ini merupakan kenyataan yang menurut saya bisa diterima oleh seluruh penggila bola tanah air walaupun terdengar wacana bahwa ini adalah "rencana" PSSI yang tidak mulus untuk menjatuhkan salah satu tim di ISL akibat ulah manajer-nya yang terlalu vokal mengkritik kekurangan -- atau lebih tepatnya kebobrokan -- dari PSSI. Dan saya rasa, Anda semua pasti tahu tim yang saya maksud. Yap, siapa lagi kalau bukan Persebaya.

Seperti yang kita semua tahu, di ISL tahun ini, Persebaya adalah tim dengan sejuta kontroversi. Bukan hanya itu, segudang masalah yang ada di tubuh Persebaya menjadikan tim ini menarik. Menarik dari sisi pemberitaan media, menarik dari sisi pembicaraan (mulai dari warung kopi hingga cafe-cafe), menarik dari sisi penjualan, dan menarik pula untuk dunia internasional. Perlu bukti? Ini salah satu buktinya: Pada saat menjelang pertandingan Persebaya melawan Arema, tensi pertandingan sudah sangat panas jauh-jauh hari sebelum pertandingan itu digelar. Dari mulai pembicaraan sederhana di warung-warung kopi, sampai pertemuan-pertemuan high-class tak bisa dilepaskan dari pengaruh Persebaya - Arema kala itu. Semua membicarakan tentang Persebaya (yang ujung-ujungnya lalu membicarakan tentang Bonek dan Aremania pastinya. Hahahaha ..)

Berangkat dari sejuta kontroversi itulah yang membuat Persebaya labil. Sebenarnya sih tidak jelek-jelek amat. Namun, menurut saya Persebaya yang sekarang itu angin-anginan. Kadang bagus, lalu malah jadi jelek. Kadang haus gol, dan kemudian malah mandul dalam beberapa pertandingan.

Nah, dari sinilah kemudian timbul wacana bahwa Persebaya "dipaksa" degradasi oleh PSSI akibat terlalu vokalnya manajer tim. Tentu saja wacana ini membuat warga Surabaya, terlebih yang cinta Persebaya, geram. Walaupun toh akhirnya Persebaya dipastikan ikut playoff untuk yang kedua kalinya, namun sikap warga Surabaya dan Bonek terhadap PSSI masih tetap seperti dulu : PSSI telah berbuat dholim terhadap Persebaya.

Kita masih ingat memori tahun lalu, di mana Persebaya untuk pertama kalinya masuk ISL lewat pertandingan playoff yang sangat dramatis. Pertandingan yang juaranya harus ditentukan lewat adu penalti yang membuat sport jantung. Pertandingan yang menyita perhatian banyak orang, mulai tukang becak hingga dokter. Pertandingan hidup mati, do or die, yang disebut-sebut sebagai "The Battle of Green".

Dan pemenang dari pertandingan itu berhak masuk ke ISL. Yang kalah? Ya harus rela degradasi.

Pertanyaanya : mampukah Persebaya memenangi pertandingan yang sangat krusial itu untuk kedua kalinya? Ini menjadi pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab. Di satu sisi, materi permainan Persebaya tahun ini termasuk standar. Tidak bagus-bagus amat. Nah, di sisi yang lain, kita tahu bahwa Persiram, lawan Persebaya di playoff nanti adalah tim yang cukup tangguh. Marthen Tao dkk adalah juara di wilayah barat Divisi Utama. Bahkan, pelatih mereka, Raja Isa, adalah pelatih yang sudah terkenal polesannya.

Faktanya, Persiram adalah klub yang paling ditakuti di divisi Utama. Lebih ditakuti daripada Persidafon, Persibo, ataupun Deltras Sidoarjo. Pemain Persiram rata-rata mempunyai skill tinggi, dan seperti kebanyakan tim Papua, Persiram sangat mengandalkan kecepatan dan kekuatan stamina dibanding tim-tim yang lain. Dan walaupun level pemainnya bisa dibilang sama dengan Persebaya, namun Persiram sangat sangat tidak boleh diremehkan sedetikpun. Meremehkan Persiram bisa berakibat sangat fatal bagi Persebaya. Sebaliknya, bagi Persiram, inilah event untuk membuktikan siapakah yang lebih layak untuk masuk ke ISL musim depan. Dan harus diingat : Persiram harus berjuang untuk mematikan para gelandang serang Persebaya yang notabene adalah gelandang serang terbaik di Indonesia.

Inilah duel bintang sesungguhnya. Duel seperti pertarungan gladiator, yang menang senang, dan yang kalah harus mati.

Tetapi, Anda boleh percaya boleh tidak. Faktor pelatih, tampaknya juga berpengaruh di pertandingan ini. Tentu kita semua masih ingat playoff sebelumnya antara PSMS menghadapi Persebaya. Kita semua tahu, siapa pelatih PSMS waktu itu. Dan sekarang pelatih itu juga menghadapi laga playoff keduanya dengan tim Persebaya. Sedangkan Raja Isa, pelatih asal Malaysia yang sebelumnya menukangi Persipura Jayapura, saya rasa semua sudah tahu kualitasnyasebagai pelatih top.

Masih ada lagi, Anda juga boleh percaya boleh tidak. Pahlawan playoff Persebaya musim lalu, yang berhasil menepis tendangan penalti dari Okto Maniani, Endra Prasetya, sangat mungkin akan diturunkan kembali mengingat ini adalah pertandingan berharga baginya. Namun, perlu diingat. Akhir-akhir ini, Endra jarang sekali diturunkan. Terakhir, Endra diturunkan waktu menghadapi mantan klub-nya Persela Lamongan beberapa waktu lalu. Ini tak lepas dari tidak konsistennya penampilan Endra Prasetya sehingga harus rela digantikan oleh seorang Syaifudin, penjaga gawang terbaik Piala Indonesia 2008.

Dan saya berpendapat bahwa pertandingan ini nantinya akan berjalan sangat sseru dan dramatis. Pertarungan bakal terjadi hampir di semua lini. Penjaga gawang Persiram, Joice Sorongan harus menghadapi tendangan-tendangan cannonball dari seorang John Tarkpor dan Cirelli. Sedangkan pada Persebaya, penjaga gawang yang akan diturunkan masih belum pasti antara Syaifudin ataupun Endra Prasetya. Yang jelas, pertandingan playoff adalah pertandingan yang selalu ditunggu para penggila bola tanah air. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa pertandingan playoff itu lebih seru daripada pertandingan final. [vec]

Minggu, 20 Juni 2010

Piala Dunia 2010 Unik

Bulan ini kayaknya bener-bener  bulannya Bola. Semua orang pada ngomongin piala dunia. Banyak istri yang cemburu sama bola, banyak manusia yang hidup seperti kelelawar(haha, begadang trus jadi siangnya molor), maling berkurang (karena banyak warga yang bergadang dan malingnya juga ikut nonton bola), pesanan kopi dan gorengan bertambah.

Banyak yang bilang piala dunia tahun ini aneh dan unik. Temanku sampai bilang "ini nonton bola atau balapan sih". Wajar kalau temanku itu bilang seperti itu. Coba lihat dan dengarkan di setiap pertandingan piala dunia, pertandingan sepakbola wajarnya yang terdengar adalah suara gemuruh suporter, teriakan pemain, kadang juga kita mendengar intruksi pelatih kepada pemainnya. Namun di Piala Dunia kali ini semua suara itu kalah dengan suara trompet yang bernama 'vuvuzela'. Suara vuvuzela yang mirip suara tawon(lebah) ini terus berbunyi mulai awal hingga akhir pertandingan. Bola di Piala Dunia 2010 juga diberi nama 'zabulani'.

Bicara sepakbola ga asyik kalau tak membicarakan taruhan. Di Piala Dunia 2010 banyak prediksi orang meleset, banyak bandar judi bangkrut, banyak tim unggulan tumbang. Untung saja aku selalu pegang bawah (tim yang tidak diunggulkan) kalau taruhan.hehe..
Pesan moral dari Piala Dunia 2010 adalah "kalau mau menang taruhan jangan pegang atas,pegang bawah aja" hehehe..

Sabtu, 19 Juni 2010

Permohonan Maaf dan Ucapan Selamat Ulang Tahun

Wah rasanya udah lama ga buka blog ini. Mohon maaf sebesar-besarnya kepada teman-teman blogger yang udah mampir dan comen ke blog ini, maaf kalau saya belum bisa kunjungan balik. Hal ini disebabkan karena kesibukan saya di dunia nyata dan juga keterbatasan koneksi.


Pada kesempatan kali ini saya juga mau mengucapkan selamat ulang tahun untuk tim kebanggaan saya Persebaya surabaya yang tepat berusia 83 tahun pada tanggal 18 juni 2010 kemarin. Meskipun sedikit terlambat tapi gpp lah..

Semoga di usianya yang makin  tua Persebaya bisa lebih berprestasi lagi di dunia sepak bola tanah air. amiiinn..
Bravo persebaya...