Minggu, 01 November 2009

DI BALIK TABIR LOGO (KEPALA) BONEK


Rambut panjang terurai terikat syal hijau dan terpampang tulisan persebaya, kerap dijumpai di spanduk-spanduk,poster, bahkan sampai stiker jalanan yang menempel di mobil atau roda dua. Namun sedikit yang mengerti, apalagi generasi baru pendukung persebaya saat ini, kalau figur di gambar tersebut benar- benar seorang bonek sejati yang memberi dukungan dengan sepenuh hati.




Sosok pria itu bernama Abdullah yang dulunya akrab dikenal luas dengan panggilan cak Doel. "Awalnya guyonan diantara senior-senior saat sedang menggambar simbol bonek. iki lo persis Doel!!!. saat itu juga, foto saya langsung di scan dan copynya di berikan pada Jawa Pos sebagai ciri khas Bonek. Saya juga tidak menyangka kalau gambar itu masih bertahan sampai sekarang", cetus pria yang baru menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah awal tahun ini.




Karena itu, cak Doel yang menegaskan hatinya masih di Persebaya hingga kini, menyayangkan kalau sampai ada perpecahan diantara pendukung persebaya. "Perasaan saling jaga dan saling menghormati yang hilang saat ini antara generasi tua dan muda. Akibatnya seperti sekarang, justru muncul rasa antipati dari masyarakat jika mendengar kata bonek," tuturnya.




Berkaca pada masa silam saat Bonek masih bersatu tidak terpecah-pecah dalam beragam elemen seperti saat ini, cak Doel mengatakan banyak figur terbaik yang dimiliki Persebaya. Bukan hanya di kalangan pemerintahan juga di level tokoh masyarakat, banyak yang menjadi figur panutan. Seperti almarhum 2 mantan walikota Surabaya,Poernomo Kasidi dan Soenarto Soemoprawiro, ataupun Almarhum H.Santo dan H.Agil H.ahli. Menurut cak Doel, belum muncul figur pengganti-pengganti seperti mereka.




"Solusinya, kita harus bicara dengan hati dan pemikiran yang dingin serta mencari yang terbaik. Olahraga tidak bisa dicampurkan dengan politik. Dan, jangan sekali-sekali bersembunyi dibalik suporter. Itu kenyataan yang ada saat ini," keluhnya.




Tindakan spontan seperti apa yang dilakukan Poernomo Kasidi berdiri di tengah kerumunan massa memisah konflik antara Bonek dengan suporter maung Bandung,pendukung Persib masih membekas erat dalam ingatannya. Karena itu, cak Doel sangat berharap muncul figur yang rela berkorban demi Persabaya.




Bahkan cak Doel rela turun gunung lagi asal ada hitam diatas putih, semua elemen suporter berkumpul dengan melepas benderanya masing-masing."Saya menilai kordinator yang harus bertanggung jawab kalau ada aksi negatif yang dilakukan suporternya. Jangan hanya menggunakan akal,hati nurani juga harus dipakai.Bagaimanapun juga, mereka adalah adik-adik kita yang kita harapkan bisa jadi penerus kita dalam mendukung persebaya," Pungkasnya.




Uneg-uneg pria drop out di kelas 1 smp lantaran tidak ada biaya tersebut, selama ini hanya bisa dipendam. Apalagi rekan-rekan yang senasib saat masih mendukung Persebaya lalu dinilai turut bertanggung jawab pada situasi seperti saat ini."Pentolan-pentolan elemen suporter dulunya adalah rekan-rekan saya juga. Bukannya ingin memvonis, tapi saya ingin mereka melepaskan perasaan saling benar sendiri dibanding yang lain. Kita sudah tertinggal jauh dengan suporter lain yang bisa bersetu memberikan dukungan pada timnya. Apalagi dalam situasi krisis finansial yang terjadi saat ini, waktu tepat bagi kita untuk membantu mengatasi kesulitan itu," tegasnya.