Senin, 22 Februari 2010

Fanatisme Overdosis dan Mobil Rantis Polisi

sumber: beritajatim.com



Senin, 22 Februari 2010 12:17:55 WIB Reporter : M. Syafaruddin


Surabaya (beritajatim.com)-- Mobil Rantis yang seharusnya menjadi sebagai salah satu kendaraan keamanan memang sangat jarang dan hampir tidak pernah dihubungkan dengan sepakbola. Sebab, kavling rantis sangat jelas, yakni kendaraan yang gunanya mengangkut pasukan keamanan.


Tapi hal itu berbalik ketika super derby Jatim antara Arema Indonesia dengan Persebaya Surabaya digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Mobil rantis yang biasanya digunakan untuk mengangkut pasukan keamanan kini beralih fungsi untuk mengangkut pemain sepakbola. Ya, seperti yang diberitakan sebelumnya, pemain Persebaya diangkut rantis ketika menuju ke Kanjuruhan.


Ketika pemain diangkut mobil rantis, manajemen dan tim pelatih Persebaya sempat menolak ide Kapolwil Malang, Kombespol Rusli Nasution itu. Tapi setelah didesak Kapolwil, manajemen akhirnya luluh. ''Ini juga sesuai dengan permintaan Persebaya agar kita menjaga keamanan mereka. Tentu kita upayakan maksimal untuk memberikan keamanan dan kenyamanan untuk Persebaya,'' kata Rusli kepada beritajatim.com.


Selain itu, keputusan mantan Kabareskrim Polda Jatim ini memang cukup mengejutkan, sebab mungkin hal ini baru pertama kali dilakukan di Jatim, di mana sebuah pertandingan diberlakukan layaknya menghadapi perang. Beritajatim.comsendiri juga harus menuruti keputusan bersama itu. Saat menuju stadion, beritajatim.com bersama rekan wartawan dan fotografer lainnya juga diangkut mobil polisi.


Selintas, keputusan kepolisian Malang memang boleh dianggap berlebihan. Apalagi hal ini dalam konteks sepakbola dan Malang juga sedang aman, bukan daerah konflik seperti di Irak atau Afghanistan. Terlebih perlakuan ketika Arema ke Surabaya juga tidak terlalu berlebihan. Meski akhirnya Polwiltabes Surabaya akhirnya kecolongan dengan lemparan batu yang merusak kaca bus Arema.


Meski pada awalnya sempat menuai kontroversi, toh apa yang dilakukan kepolisian Malang ternyata ada benarnya. Sebab, kurang lebih lima ribu pendukung Arema, Aremania ternyata sudah berjubel di depan Stadion Kanjuruhan. Klimaks pun terjadi ketika rombongan Persebaya memasuki stadion. Ribuan Aremania langsung menghadang. Lemparan-lemparan botol air mineral, sandal dan sepatu langsung mengarah ke mobil Persebaya.


Kurang lebih kondisi mencekam itu berlangsung selama 10 menit. Kondisi mulai membaik setelah semua rombongan masuk ke dalam stadion. Ketika pertandingan usai, penjagaan ketat masih dilakukan kepolisian untuk mengantar Persebaya menuju hotel. Bahkan ketika pulang ke Surabaya, polisi tetap melakukan pengawalan meski tidak seketat ketika di stadion.


Di sini penulis tidak bermaksud untuk memperkeruh hubungan suporter Persebaya, Bonek dengan Aremania yang selama ini memang tidak pernah akur. Penulis hanya kagum dengan keputusan Polwil Malang yang tepat dan sangat menjunjung tinggi keamanan dan kenyamanan Persebaya, yang notabene tamu di Malang.


Meski tidak perlu menjadi standarisasi keamanan sepakbola Indonesia, tapi setidaknya ini menjadi pelajaran bagaimana kepolisian harus sigap menjaga keamanan meski dengan cara yang boleh dibilang tidak biasa. Bravo kepolisian dan sepakbola Indonesia. [air/sya]

1 komentar: